Minggu, 19 Juli 2015

Stop!!! Ingat Pancasila!

                                                                                                            Oleh : Gunardi Lumbantoruan

Setelah melihat berbagai opini miring yang berseliweran di sosmed, saya memutuskan untuk memberikan sedikit pendapat tentang tragedi Intoleransi yang terjadi di Tolikara, Papua. Berikut poin-poin yang ingin saya sampaikan:

1. Saya sangat menyesalkan peristiwa terbakarnya rumah ibadah di Papua, dengan alasan apapun tindakan babar seperti itu tidak dapat dibenarkan.

2. Sebagai umat Kristen, saya sangat malu atas tindakan intoleran pengurus GIDI Tolikara. Pengurus GIDI pusat dan PGLII perlu memperbaiki hal ini (perlu dicatat, GIDI itu tidak berada dalam naungan PGI, melainkan berada dalam naungan PGLII). Intoleran bukanlah gambaran umat Kristen yg sejati. 

3. Menurut saya Kapolda Papua merupakan salah satu pihak yg paling bertanggung jawab atas hal ini. Pertama, peristiwa ini seharusnya dpt dicegah karena sudah ada edaran surat ke kepolisian, harusnya ditindaklanjuti karena surat tersebut sangat intoleran, kedua tindakan represif kepolisian dgn menembak orang sangatlah barbar. Oleh karena itu sebaiknya Kapolres dan Kapolda Papua (Calon Komisioner KPK) sebaiknya mengundurkan diri saja.

4. Sangat disayangkan bahwa Pemda Papua sepertinya melakukan pembiaran atas tindakan intoleransi GIDI Tolikara selama ini. Bahkan sudah ada kejadian Gerja Advent dipaksa masuk GIDI. Pemda memang diketahui dekat dgn GIDI Tolikara, dan secara kebetulan Pemda Tolikara sedang di demo oleh persatuan pemuda Tolikara (dipimpin oleh seorang muslim) karena pergantian kepala desa besar2an yg dicurigai terkait dana desa. Jadi peta politik nya jelas, Pemda-GIDI ^ Pemuda Tolikara. Bisa ditebak arahnya, tinggal dipancing sedikit pasti petjah. Menurut saya Bupati Tolikara gagal bertindak sebagai pemimpin atas semua golongan.

5. Saya berpesan kpd saudara2 ku yg Kristen untuk tidak berkomentar sinis dan membanding-bandingkan peristiwa ini dgn peristiwa intoleransi yg lalu-lalu. Tidak ada pembenaran atas tindakan intoleransi di Indonesia, jadi MOHON JANGAN BERKOMENTAR SINIS. DARIPADA MEMPERKERUH SUASANA, SEBAIKNYA ENTE DUDUK MANIS SAJA!!!

6. Dan terakhir, untuk saudara2 ku yg Muslim, saya mengerti bahwa hati kalian pasti sangat terluka atas peristiwa ini, apalagi terjadi dlm suasana Idul Fitri. Saya berharap kalian tidak terprovokasi atas peristiwa ini, mereka yg bertindak barbar itu adalah oknum, jd mohon tidak digeneralisasi. Kalau boleh mewakili umat Kristen, saya mohon maaf atas peristiwa ini, dan mari sama-sama kita doakan semoga para korban segera mendapat penanganan yang baik oleh pihak yang berwajib. Kita sama2 mengutuk kejadian ini dan mari sama2 kita kawal penyelesaian kasus ini.

Ingat!! Kedewasaan dalam beragama merupakan kunci merawat Kebhinekaan kita.